Rabu, 03 Desember 2014
Posted by Unknown on 01.58
with 1 comment so far
Rabu, 26 November 2014
Posted by Unknown on 03.34
with No comments so far
Biografi Bung Tomo ( Pahlawan 10 November Surabaya )
Bung Tomo lahir pada tanggal 3 Oktober 1920 di Surabaya- Jawa Timur. Masyarakat Indonesia lebih mengenalnya dengan nama panggilan Bung Tomo meskipun ia memiliki nama lengkap Sutomo. Ia sangat di kenal dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia pada saat Indonesia yang baru merdeka melawan penjajah tentara NICA. Terutama pertempuran yang terjadi tanggal 10 November 1945. Bahkan hingga saat ini, tanggal tersebut di peringati sebagai Hari Pahlawan.
Bung Tomo
di lahirkan di kampung Blauran – Surabaya. Beliau lahir dari seorang ayah bernama Kartawan
Tjiptowidjojo. Ayahnya merupakan termasuk golongan kelas menengah. Pernah bekerja
sebagai pegawai pemerintah, perusahaan swasta, dan perusahaan ekspor – import Belanda.
Sedangkan Ibunya keturunan Jawa Tengah, Sunda dan Madura.
Keluarga
Bung Tomo sangat menghargai sekali akan pendidikan. Sehingga pembawaannya
sangat lugas dan bersemangat. Namun pada usia nya 12 tahun, Bung Tomo terpaksa
harus meninggalkan pendidikannya di MULO. Kemudian begitu juga dengan pendidikan
HBS, Ia selesaikan dengan cara korespondensi, meskipun tidak secara resmi
selesainya
Bung Tomo bercerita bahwa rasa nasionalisnya Ia dapatkan pertama dari keluarga, terutama dari kakeknya. Kemudian Ia dapatkan dari pendidikannya di Kepanduan Bangsa Indonesia. Pada usianya ke 17 tahun, ia memperoleh peringkat Pandu Garuda. Sebauh peringkat yang sangat berharga karena berarti Bung Tomo menjadi orang kedua di Hindia Belanda.
Biografi Bung Tomo │Peristiwa
yang sangat penting itu terjadi pada bulan Oktober dan November 1945. Saat itu
Surabaya sedang di gempur habis-habisan oleh tentara NICA. Melalui radio, Bung
Tomo membangkitan semangat rakyat Surabaya. Ia membakar semangat pemuda Surabaya
dengan nada pidatonya yang penuh dengan emosi. Meskipun akhirnya rakyat
Surabaya tidak menang melawan tentara NICA. Namun tetap saja, sampai saat ini
rakyat Surabaya dan Indonesia mengenang kejadian tersebut.
Peran Bung Tomo kemudian berlanjut setelah perjuangan kemerdekaan di proklamasikan. Di tahun 1950-an Bung Tomo terjun ke dunia politik kemudian pada ia juga pernah menjadi Menteri Negara Urusan Bekas Pejuang Bersenjata/Veteran dan sekaligus menjabat sebagai Menteri Sosial Ad Interim antara tahun 1955-1956. Setelah itu peranannya di pemerintah di lanjutkan dengan menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada tahun 1956-1959 yang di usung oleh Partai Rakyat Indonesia.
Ternyata
dalam perjalanan hidup Bung Tomo, ia pernah mendekam di penjara akibat berbeda
pendapat dengan pemerintah Soeharto. Pada tanggal 11 April 1978 ia di penjara
meskipun setahun kemudian ia di lepaskan kembali.
Bung
Tomo
merupakan pribadi yang shaleh dan taat akan agama islam. Beliau
meninggal dunia
ketika sedang melaksanakan ibadah haji di Padang Arafah pada tanggal 7
Oktober 1981. Bung Tomo di makamkan di Tempat Pemakaman Umum di Ngagel
Surabaya
Posted by Unknown on 03.29
with No comments so far
Foto:
Soedirman
Nama Lengkap : Soedirman
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 24 Januari 1916
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia
Profesi : -
Agama : Islam
Tempat Lahir : Desa Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah
Tanggal Lahir : Senin, 24 Januari 1916
Zodiac : Aquarius
Warga Negara : Indonesia
BIOGRAFI
Jenderal Soedirman ialah salah seorang Pahlawan Revolusi Nasional
Indonesia. Dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia, ia merupakan
Panglima dan Jenderal RI yang pertama dan termuda. Pada usia yang masih
cukup muda, yaitu 31 tahun, Soedirman telah menjadi seorang jenderal.
Selain itu, ia juga dikenal sebagai pejuang yang gigih. Meskipun ia
sedang menderita penyakit paru-paru parah, ia tetap berjuang dan
bergerilya bersama para prajuritnya untuk melawan tentara Belanda pada
Agresi Militer II.
Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Ia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan ibunya keturunan Wedana Rembang. Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat. Selama menempuh pendidikan di sana, ia pun turut serta dalam kegiatan organisasi Pramuka Hizbul Wathan. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Ia kemudian mengabdikan dirinya menjadi guru HIS Muhammadiyah, Cilacap dan pemandu di organisasi Pramuka Hizbul Wathan tersebut.
Pada zaman penjajahan Jepang , Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Pasca Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Kemudian beliau diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya. Ia lalu menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dari bulan November sampai Desember 1945 adalah perang besar pertama yang ia pimpin. Karena ia berhasil memperoleh kemenangan pada pertempuran ini, Presiden Soekarno pun melantiknya sebagai Jenderal.
Soedirman meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis parah yang ia derita. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Pada tahun 1997 ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang.
Riset dan analisis oleh: Meidita Kusuma Wardhani
Soedirman lahir di Purbalingga, Jawa Tengah pada tanggal 24 Januari 1916. Ia berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang pekerja di pabrik gula Kalibagor Banyumas dan ibunya keturunan Wedana Rembang. Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat. Selama menempuh pendidikan di sana, ia pun turut serta dalam kegiatan organisasi Pramuka Hizbul Wathan. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap. Ia kemudian mengabdikan dirinya menjadi guru HIS Muhammadiyah, Cilacap dan pemandu di organisasi Pramuka Hizbul Wathan tersebut.
Pada zaman penjajahan Jepang , Soedirman bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (Peta) di Bogor. Pasca Indonesia merdeka dari penjajahan Jepang, ia berhasil merebut senjata pasukan Jepang di Banyumas. Kemudian beliau diangkat menjadi Komandan Batalyon di Kroya setelah menyelesaikan pendidikannya. Ia lalu menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR (Tentara Keamanan Rakyat) terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TNI). Perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda dari bulan November sampai Desember 1945 adalah perang besar pertama yang ia pimpin. Karena ia berhasil memperoleh kemenangan pada pertempuran ini, Presiden Soekarno pun melantiknya sebagai Jenderal.
Soedirman meninggal pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit tuberkulosis parah yang ia derita. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Pada tahun 1997 ia dianugerahi gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh tiga jenderal di RI sampai sekarang.
Riset dan analisis oleh: Meidita Kusuma Wardhani
PENDIDIKAN
- Sekolah Taman Siswa
- HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Solo tetapi tidak sampai tamat.
- Pendidikan Militer Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor
KARIR
- Guru di HIS Muhammadiyah di Cilacap
- Panglima Besar TKR/TNI, dengan pangkat Jenderal
- Panglima Divisi V/Banyumas, dengan pangkat Kolonel
- Komandan Batalyon di Kroya
PENGHARGAAN
- Jenderal Besar Anumerta Bintang Lima (1997)
Posted by Unknown on 03.22
with No comments so far
Untuk Kabinet Kerja era Soekarno, lihat Kabinet Kerja (disambiguasi).
Kabinet Kerja adalah kabinet pemerintahan pimpinan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Susunan kabinet ini berasal dari kalangan profesional, usulan partai politik pengusung pasangan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 (PDI Perjuangan, PKB, Partai NasDem, dan Partai Hanura) ditambah PPP
yang bergabung setelahnya, serta tim sukses pasangan Jokowi-JK pada
Pilpres 2014. Susunan kabinet diumumkan oleh Presiden Jokowi pada 26 Oktober 2014.[1][2]
dan resmi dilantik sehari setelahnya. Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf
Kalla membacakan susunan kabinetnya di taman belakang Istana Negara.
Dalam kesempatan itu, Jokowi menghadirkan para menterinya yang
mengenakan seragam kemeja putih. Kabinet Kerja terdiri dari 4 menteri
koordinator, 30 menteri, dan 2 wakil menteri yakni Wakil Menteri Luar
Negeri dan Wakil Menteri Keuangan.Latar belakang
Salah satu janji Presiden Jokowi ketika masa kampanye Pilpres 2014 adalah membentuk kabinet profesional dan mengurangi bagi-bagi kursi menteri dengan mitra koalisi. Jokowi juga menyatakan akan ada sistem seleksi mirip lelang jabatan yang pernah ia terapkan dalam menyeleksi calon pejabat camat dan lurah ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.[3] Jokowi menyatakan bahwa ini tidak berarti menteri tidak ada yang berasal dari partai politik, karena ada juga orang partai yang profesional. [3] Pada Juli 2014, tim transisi Jokowi-JK meluncurkan halaman Kabinet Alternatif Usulan Rakyat, dimana rakyat bisa mengusulkan dan memilih calon-calon menteri melalui Google Docs.[4]Sebelum mengumumkan susunan kabinet, Presiden Jokowi terlebih dahulu mengirimkan daftar nama calon menteri ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 17 Oktober 2014, tiga hari sebelum dilantik sebagai Presiden RI. KPK memeriksa nama-nama tersebut dan memberikan laporan kepada Presiden pada 21 Oktober 2014. Dilaporkan, delapan nama dianggap bermasalah oleh KPK,[5] dan Presiden Jokowi menerima saran KPK untuk mengganti calon-calon menteri tersebut dan menyerahkan kembali perubahan daftar calon menteri kepada KPK dan PPATK. Presiden Jokowi melakukan seleksi tertutup dengan beberapa calon menteri dengan memanggil ke Istana Negara antara 22 - 25 Oktober 2014 serta melalui komunikasi telepon dengan calon menteri lainnya. Pengumuman kabinet beberapa kali tertunda dari yang semula dijadwalkan pada 22 Oktober di Pelabuhan Tanjung Priok ditunda menjadi 24 Oktober setelah keluarnya rekomendasi dari KPK dan PPATK yang baru keluar pada hari itu. Karena menimbang rekomendasi KPK dan PPATK terkait calon menteri, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla akhirnya baru dapat mengumumkan Kabinet Kerja pada 26 Oktober pukul 17.00 WIB di halaman belakang kompleks Istana Negara dan melantik pada keesokan harinya (27 Oktober 2014).
Anggota Kabinet Kerja (2014-2019)
Menteri
Sesuai dengan program dan prioritas dari pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, maka posisi anggota kabinet juga mengalami beberapa perubahan, diantaranya Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang tidak lagi berada dibawah Menko Perekonomian namun langsung dibawah Presiden.[6] Pada periode sebelumnya Kepala Bappenas berada di bawah koordinasi Menko Perekonomian. Berikut adalah menteri Kabinet Kerja.[7]Pejabat setingkat menteri
Berikut adalah pejabat setingkat menteri pada Kabinet Kerja.No. | Jabatan | Pejabat | Mulai menjabat | Selesai menjabat | |
---|---|---|---|---|---|
1 | Jaksa Agung | Andhi Nirwanto (Plt.) | 21 Oktober 2014 | 20 November 2014 | |
Muhammad Prasetyo[8] | 20 November 2014 | Petahana | |||
2 | Panglima Tentara Nasional Indonesia | Moeldoko[9] | 30 Agustus 2013 | Petahana | |
3 | Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia | Sutarman | 25 Oktober 2013 | Petahana |
Pejabat lain terkait kabinet
Sekretaris Kabinet
No. | Jabatan | Pejabat | Mulai menjabat | Selesai menjabat | |
---|---|---|---|---|---|
1 | Sekretaris Kabinet | Andi Widjajanto | 3 November 2014 | Petahana |
Wakil menteri
Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008, presiden dapat mengangkat wakil menteri pada kementerian tertentu. Berikut adalah wakil menteri yang mendampingi beberapa menteri pada Kabinet Kerja.No. | Jabatan | Pejabat | Mulai menjabat | Selesai menjabat | ||
---|---|---|---|---|---|---|
1 | Wakil Menteri Luar Negeri | Abdurrahman Mohammad Fachir | 27 Oktober 2014 | Petahana | ||
2 | Wakil Menteri Keuangan | Mardiasmo | 27 Oktober 2014 | Petahana |
Senin, 24 November 2014
Posted by Unknown on 22.01
with No comments so far
Rumus-rumus Bangun Datar
A. Persegi
Keliling = 4 x sisi x 1 ukuran panjang
sisi = Akarkan Luas
sisi = Keliling dibagikan 4
_______________________________________________________________
B. Persegi Panjang
Luas = Panjang x Lebar x 1 Ukuran Persegi
Keliling = 2 x (Panjang + Lebar) x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
C. Segitiga
Luas = ½ x Alas x Tinggi x 1 Ukuran Persegi
Keliling = a + b + c x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
D. Lingkaran
Luas = 22/7 atau 3,14 x Jari-jari (r) x r x 1 Ukuran Persegi
Keliling = 22/7 atau 3,14 x Diameter (d) x 1 Ukuran Panjang
r = d dibagi 2
d = r dikali 2
_______________________________________________________________
E. Trapesium
Luas = ½ x (Jumlah Sisi Sejajar) x Tinggi x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
F. Jajaran Genjang
Luas = Alas x Tinggi x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
G. Layang – layang
Luas = ½ x Diagonal 1 x Diagonal 2 x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran Panjang
_______________________________________________________________
H. Belah Ketupat
Luas = ½ x Diagonal x Diagonal x 1 Ukuran Persegi
Keliling = Sisi + Sisi + Sisi + Sisi x 1 Ukuran
Langganan:
Postingan (Atom)